Hukum
Mad ( مَدٌ )
Mad artinya : memanjangkan bacaan,
dengan menggunakan harakat.
Rumusnya :
1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4
harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.
Harkat = bunyi ketukan.
Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu :
- Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ )
Ashli artinya : asal (asal muasal,
asal mula kejadian)
Terbagi menjadi 1, yaitu :
- Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ )
Hurufnya ada tiga, yaitu :
وْ -ُ , يْ ِ- ,ا
-َ
a.
Alif mati sesudah fathah
b.
Ya’ mati sesudah kasroh
c.
Wau mati sesudah domah
Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.
Cara bacanya dipanjangkan, satu alif
atau dua harkat.
Contohnya
: ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ
- Mad
Far’i ( ﻓﺮﻋﻰ )
Far’i artinya : bagian atau cabang
Terbagi menjadi beberapa yaitu :
-
Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ )
Wajib artinya : harus, Muttashil
artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila
ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus
panjang 5 (lima) harkat.
Contohnya :
إذاجآء , سوء
-
Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )
Jiaz artinya : boleh, Munfashil
artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila
ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca
panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
مآ أنزل , يأيّها
-
Mad Layin ( ﻠﻴﻥ )
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :
وْ -َ , يْ ِ-َ
a.
Ya’ mati setelah fathah
b.
Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat
tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka
dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
عليهم , يوم
-
Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ )
‘Arid artinya : barulah, Lissukun
artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila
ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka
cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan.
Contohnya :
نستعين , عزيزحکيم
-
Mad ‘Iwad ( عوادٌ )
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah
tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara
bacanya dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
عليماحکيما, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ
-
Mad Badal ( بدلٌ )
Badal artinya : berdiri sendiri
(sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf
hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah
kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
أمنو , إيمان
-
Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila
ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka
dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
له مغفرة , به
Apabila berada di akhir kalimat,
maka harus sukun (mati).
Contoh :
غيرلّه ۚ
-
Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila
ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2
harkat.
Contohnya :
وله أجر
Apabila berada di akhir kalimat,
maka harus sukun (mati).
Contoh : (sama seperti Mad
Shilah Thowilah)
-
Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم )
Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah
apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah,
maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين
-
Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف)
Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah
apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun,
maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﺁﻠﺌن
-
Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah
apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi
harkat, maka panjangnya 2 harkat.
Contohnya :
ﻃﻪ , ﻴﺲ
-
Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah
apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi
hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat.
Contohnya :
ن , ق , المٌ , کهيعص
-
Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ )
Mad Tamyin adalah apabila ya mati (
يْ ) setelah ya kasrah ( يِِ ), maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya : يحييکم
-
Mad Farq ( فرق )
Mad Farq adalah apabila ada tanda
mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang
6 harkat.
Contohnya :
آﷲ
Waqof
1. Pembagian waqof
a. ikhtibari : artinya di uji maksudnya para qori' boleh berhenti karna di
tanya penguji
b. intidzori : artinya menunggu maksudnya berhenti pada kalimat yang perlu
untuk menghubungkan kalimat
pada lain bacaan
c. idhthirari : artinya terpaksa maksudnya berhenti ditengah ayat karna
terpaksa baik kehabisan napas, batuk
/lupa dalam hal ini para qori boleh berhenti pada kalimat manapun yang
disukai dengan tak merusak arti
dan mulai baca dari kalimat dimana ia berhenti/sebelumnya
d. ikhtiyari : artinya memilih maksudnya sengaja berhenti pada kalimat yang
dipilih karna 1 maksud
- tam : artinya sempurna maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna
susunannya dan tak berkaitan
dengan kalimat setelahnya baik lafadz/arti
contoh : مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ٠ ايَّاكَ
- kafi : artinya cukup maksudnya berhenti pada kalimat sempurna susunannya
tapi masih berkaitan dengan
kalimat setelahnya secara arti
contoh : ربِّ اْلعَالَمِيْنَ ٠ اَلرَّحْمنِ
- hasan : artinya bagus maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna
susunannya tapi masih berkaitan
dengan kalimat setelahnya secara arti dan lafadz
contoh : صِرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ ٠
اَلصِّرَاطَ
- qobih : artinya jelek maksudnya berhenti kalimat tak sempurna susunannya
dan berkaitan dengan kalimat
setelahnya secara arti dan lafadz hingga menimbulkan kesan/arti yang kurang
bagus
Contoh : بِسْمِ ٠ اللَّهِ
2. tanda waqof
a. waqof : artinya berhenti maksudnya harus/lebih baik berhenti
- ق
: قِيْلَ وَقَفْ : sebagian
ulama qori membolehkan berhenti
- قف
: اَلْوَقْفُ اْلمُسْتَحَيُّ
: anjuran untuk
berhenti
- قلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh sambung tapi berhenti lebih baik
- ط
: اَلْوَقْفُ اْلمُطْلَقُ
: harus
berhenti tapi boleh sambung
- titik 3 : اَلْوَقْفُ اْلمُعَانَقَةُ : berhenti dengan memilih salah satu dari dua titik
- م
: اَلْوَقْفُ اْلاَّزِمُ : harus
berhenti dilarang sambung
b. jaiz : artinya boleh maksudnya boleh berhenti boleh sambung
- ج
: اَلْوَقْفُ اْلجَائِزُ : boleh
berhenti boleh sambung
- س
: اَلْوَقْفُ اْلجِبْرِيْلُ
: malaikat
jibril berhenti saat menyampaikan wahyu dan tanda ini dikenal disebagian
mushaf saja
c. wasol : artinya sambung maksudnya harus/lebih baik sambung
- ز
: اَلْوَقْفُ اْلمُجَاوَزُ
: harus sambung
tapi boleh berhenti
- ص
: اَلْوَقْفُ اْلمُرَخَصْ
: anjuran untuk
sambung
- صلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh berhenti tapi sambung lebih baik
- لا
: اَلْوَقْفُ اْلمَمْنُوْعُ
: harus sambung
dilarang berhenti
بَابُ
اْلاِصْتِلاَحَاتِ فِي اْلقُرْآنِ
اِمَالَةُ ٤ - اِشْمَامُ
ح – سَجْدَةُ - ١
نَقَلُ ٥ - نُوْنُ
وِقَايَةُ ف – غَرِيْبُ - ٢
تَشْهِيْلُ ط - سَكْتَهُ ض
- غَيْرُ مَدُّ - ٣
اَلعِلُمُ التجْوِيدُ
ILMU TAJWID
بَابُ تَفْخِيْمُ وَ تَرْقِيْقُ
Bab
Tafkhim dan Tarqiq
١- تَفْخِيْمُ اْلاِسْتِعْلآءُ : ا- اَدْنَي
دَرَجَةً ب- اَقْوَي دَرَجَةً
٢- تَفْخِيْمُ الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الفَتْحَةُ اَوِ
الضُّمَّةُ
ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ
ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ
الضُّمَّةِ
د- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الآلِفُ اَوِ الوَاوُ
ه-
اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ
بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ
٣- تَرْقِيْق الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الكَسْرَةُ
ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ
ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ
د-
اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ اليََاءُ
ه-
اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ
بِحَرَكَةِ
الكَسْرَةِ
٤- جَوَازُ الوَجْهَيْنِ : ا- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ
حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ وَ بَعْدَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ
ب-
اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ سَكِيْنَةُ
٥- تَفْخِيْمُ الآمُ : ا- اِذَا كَانََهُ المُُبْتَدَاءُ اَيْ
اَوََّلُ الكَلِمَةِ
ب- اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ
الضُّمَّةِ
٦- تَفْخِيْمُ الآمُ : اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ
الكَسْرَةِ
1. tafkhim isti’la : artinya tebal isti’la maksudnya huruf isti’la yang dibaca
tebal
a. adna darojat : artinya ringan derajat maksudnya huruf isti’la dibaca tafkhim
dengan
kadar yang ringan
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat kasroh/sukun sebelumnya ada
huruf berharokat kasroh
- contoh : سِخْرِيَّا - طِيْنُ
b. aqwa darojat : artinya kuat derajat maksudnya huruf isti’la dibaca
tafkhim dengan kadar yang kuat
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat fathah/dhomah atau sukun
sebelumnya berharokat fathah/dhom-
ah
- contoh : طَيِّبَةُ
2. tafkhim ro’ : artinya tebal ro’ maksudnya huruf ro’ yang di baca tebal
- kaidah :
a. bila ada ro’ berharokat fathah/dhomah
- contoh : بِالرُّسُلِ - رَبَّنَا
b. bila ada ro’ sukun sebelumnya ada huruf berha rokat fathah/dhomah
- contoh : فُرْقًا - اَرْسَلَ
c. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat
fathah /dhomah
- contoh : التَّكَاثُرُ ٠ - اْلكَوْثَرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf alif/waw
- contoh : اْلغَفَّارُ ٠ - شَكُوْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat
sukun dan didahului huruf ber-
harokat fathah/dhomah
- contoh : بِالصَّبْرِ ٠ - وَاْلفَجْرِ ٠
3. tarqiq ro’ : artinya tipis ro' maksudnya huruf ro' yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada ro' berharokat kasroh
- contoh : تَجْرِيْ - فِي اْلبَحْرِ
b. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : فِرْعَوْنُ - مِرْيَةُ
c. bila ada huruf ro' diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf berharokat
kasroh
- contoh : المُدَّثِرُ ٠ - المَقَابِرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf ya
- contoh : لَخَبِيْرُ ٠ - بَصِيْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat
sukun dan didahului huruf ber-
harokat kasroh
- contoh :
4. jawazul wajhain : artinya boleh 2 wajah maksud nya huruf ro' boleh
dibaca tafkhim/tarqiq
- kaidah :
a. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan setelahnya
huruf isti'la
- contoh : فِرْقَةُ
b. bila ada huruf ro' sukun diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf
isti'la sukun didahului huruf berharokat
kasroh
- contoh : القِطْرِ ٠ - المِصْرِ ٠
5. tafkhim lam (lam jalalah) : artinya tebal lam maksudnya lafadz ALLAH
yang dibaca tebal
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH jadi mubtada/awal kata
- contoh : اللَّهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ
b. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat fathah/dhomah
- contoh : رَسُوْلُ اللَّهِ - وَمَا اللَّهِ
6. tarqiq lam (lam jalalah) : artinya tipis lam mak-sudnya lafadz ALLAH
yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : يَرْفَعِ اللَّهِ - بِاللَّهِ
بَابُ اْلوَقَفُ
اَقْسَمُ اْلوَقَفُ : ا
- اَلاِخْتِبَارِي ب - اَلاِنْتِظَارِي
ج – اَلاِضْتِرَارِي - ١
اَلاِخْتِيَارِي : اَلتَّامُ وَ اْلكَافِي وَ اْلحَسَنُ وَ اْلقَبِيْحُ - د
عَلاَمَتُ اْلوَقَفِ : ا
- اَلوَقَفُ : ق , قف , قلي , ط , , م
- ٢
اَلجَائِزُ : ج , س - ب
اَلوَصَلُ : ز , ص , صلي , لا - ج