welcome to my blog

Senin, 09 April 2012

Cara Membuat Manisan Pala


                    Buah pala mempunyai sifat ekonomis yang cukup tinggi. Sebab, selain dapat digunakan sebagai rempah – rempah, biji dan daging buah pala dapat pula dimanfaatkan dimanfaatkan dalam bentuk makanan atau minuman, misalnya untuk manisan, poding (jelly) atau sirup. Pembuatan manisan pala dapat dikerjakan oleh setiap orang, kelompok, dalam bentuk koperasi, dan usaha organisasi. Berbagai bentuk pemasarannya, dapat melalui kantin – kantin yang diadakan oleh berbagai perusahaan swasta maupun kantor – kantor pemerintah. Dapat juga memasarkannya ke pasar – pasar setempat dan mengadakan pendekatan dengan koperasi – koperasi ditempat lain.
                    Membuat manisan pala sangat sederhana. Pembuatan itu dilakukan dengan perebusan selama 3 menit dan perendaman dalam air garam dan air kapur dengan tujuan untuk mempertahankan teksturnya. Manisan pala dapat diperoleh dalam dua bentuk, pertama adalah manisan pala basah. Manisan pala basah dapat diperoleh setelah dilakukan penirisan buah pala dari larutan gula. Manisan pala kering adalah manisan pala basah yang dikeringkan. Artinya kita dapat memperolehnya dengan cara menjemurnya.
Berikut adalah proses pembuatan manisan kelapa :
a)     Bahan – bahan yang digunakan untuk membuat manisan pala :
·        Buah pala : 10 kilogram
·        Gula pasir : 5 kilogram
·        Kapur       : 15 kilogram
·        Garam      : 100 gram
b)    Alat – alat yang dipergunakan :
·        Pisau                 : 1 buah
·        Panci                 : 1 buah
·        Baskom             : 1 buah
·        Tenggok            : 1 buah
·        Kompor             : 1 buah
·        Kantung plastik : ½ ons
c)     Persiapan yang diperlukan :
·        Menyiapkan bahan – bahan yang akan dibuat, yaitu buah pala yang sudah dikupas, direndam dalam air garam dan air kapur.
·        Menyiapkan alat yang diperlukan agar menjadi siap pakai.
d)    Cara pembuatan :
·        Buah pala dikupas, lalu dibelah dan bijinya dibuang.
·        Setelah itu buah pala direbus dalam air mendidih selama 3 menit lalu ditiriskan.
·        Buah pala direndam dalam larutan garam 5% (50 gram / 1 liter air) selama 2 jam dan diiris tipis – tipis atau dibuat seperti kipas. Kemudian irisan tadi direndam dalam larutan kapur, selama 1 malam dan ditiriskan.
·        Selama menunggu selesainya penirisan, buatlah air gula dengan perbandingan 2 : 1 dan dipanaskan sampai mendidih.
·        Irisan buah pala yan telah ditiriskan tadi, direndam dalam air gula dengan perbandingan 2 : 1 seperti diterangkan dimuka. Perendaman berlangsung selama 1 malam, kemudian ditiriskan.
·        Kemudian air gula dri penirisan tadi, dipanaskan kembali lalu didinginkan.
·        Irisan buah pala direndam kembali dalam air gula yang telah didinginkan. Perendaman berlangsung selama 1 malam dan setelah itu ditiriskan menjadi manisan pala basah.
Untuk memperoleh manisan pala kering, manisan pala basah dijemur sampai kering selama kurang lebih 3 hari.
Manisan pala kering dapat disimpan dalam kantung plastik atau stoples.
·        Hasil penjualan manisan pala : 120 kilogram a Rp 2.000,-
·        Keuntungan per bulan = pemasukan – pengeluaran
     = (240.000 – 168.278) = Rp 71.722,-
·        Modal yang dipergunakan untuk membeli peralatan sebesar : Rp 50.200,-
·        Modal kerja nilainya sama dengan pengeluaran dalam 1 bulan, yaitu sebesar : Rp 163.278,-
·        Jumlah total modal usha per bulan  : Rp 213.478,-
·        Jadi modal usaha yang di butuhkan : Rp 214.000,-

Ilmu Tajwid


Hukum Mad ( مَدٌ )
Mad artinya : memanjangkan bacaan, dengan menggunakan harakat.
Rumusnya :
1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.
Harkat = bunyi ketukan.
Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ   )
Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian)
Terbagi menjadi 1, yaitu :
- Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ )
Hurufnya ada tiga, yaitu :            وْ -ُ , يْ ِ- ,ا -َ
a.       Alif mati sesudah fathah
b.       Ya’ mati sesudah kasroh
c.       Wau mati sesudah domah
Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.
Cara bacanya dipanjangkan, satu alif atau dua harkat.
Contohnya :       ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ
  1. Mad Far’i (  ﻓﺮﻋﻰ   )
Far’i artinya : bagian atau cabang
Terbagi menjadi beberapa yaitu :
-         Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ  )
Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad  bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.
Contohnya :
إذاجآء , سوء
-         Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )
Jiaz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
مآ أنزل  , يأيّها
-         Mad Layin ( ﻠﻴﻥ  )
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :         وْ -َ  , يْ ِ-َ
a.       Ya’ mati setelah fathah
b.       Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
عليهم  , يوم
-         Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ  )
‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan.
Contohnya :
نستعين ۝, عزيزحکيم ۝
-         Mad ‘Iwad ( عوادٌ )
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
عليماحکيما۝, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ۝
-         Mad Badal ( بدلٌ )
Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
أمنو , إيمان
-         Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
له مغفرة , به
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :

غيرلّه ۚ
-         Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ  ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
وله أجر
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :  (sama seperti Mad Shilah Thowilah)
-         Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم )
Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين
-         Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف)
Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﺁﻠﺌن
-         Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ  )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi harkat, maka panjangnya 2 harkat.
Contohnya :
ﻃﻪ  ,  ﻴﺲ
-         Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat.
Contohnya :
ن , ق , المٌ , کهيعص
-         Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ )
Mad Tamyin adalah apabila ya mati ( يْ  ) setelah ya kasrah ( يِِ  ), maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya : يحييکم
-         Mad Farq ( فرق  )
Mad Farq adalah apabila ada tanda mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
آﷲ
Waqof

1. Pembagian waqof
a. ikhtibari : artinya di uji maksudnya para qori' boleh berhenti karna di tanya penguji
b. intidzori : artinya menunggu maksudnya berhenti pada kalimat yang perlu untuk menghubungkan kalimat
pada lain bacaan
c. idhthirari : artinya terpaksa maksudnya berhenti ditengah ayat karna terpaksa baik kehabisan napas, batuk
/lupa dalam hal ini para qori boleh berhenti pada kalimat manapun yang disukai dengan tak merusak arti
dan mulai baca dari kalimat dimana ia berhenti/sebelumnya
d. ikhtiyari : artinya memilih maksudnya sengaja berhenti pada kalimat yang dipilih karna 1 maksud
- tam : artinya sempurna maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna susunannya dan tak berkaitan
dengan kalimat setelahnya baik lafadz/arti
contoh : مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ٠ ايَّاكَ
- kafi : artinya cukup maksudnya berhenti pada kalimat sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan
kalimat setelahnya secara arti
contoh : ربِّ اْلعَالَمِيْنَ ٠ اَلرَّحْمنِ
- hasan : artinya bagus maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna susunannya tapi masih berkaitan
dengan kalimat setelahnya secara arti dan lafadz
contoh : صِرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ ٠ اَلصِّرَاطَ
- qobih : artinya jelek maksudnya berhenti kalimat tak sempurna susunannya dan berkaitan dengan kalimat
setelahnya secara arti dan lafadz hingga menimbulkan kesan/arti yang kurang bagus
Contoh : بِسْمِ ٠ اللَّهِ

2. tanda waqof
a. waqof : artinya berhenti maksudnya harus/lebih baik berhenti
- ق : قِيْلَ وَقَفْ : sebagian ulama qori membolehkan berhenti
- قف : اَلْوَقْفُ اْلمُسْتَحَيُّ : anjuran untuk berhenti
- قلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh sambung tapi berhenti lebih baik
- ط : اَلْوَقْفُ اْلمُطْلَقُ : harus berhenti tapi boleh sambung
- titik 3 : اَلْوَقْفُ اْلمُعَانَقَةُ : berhenti dengan memilih salah satu dari dua titik
- م : اَلْوَقْفُ اْلاَّزِمُ : harus berhenti dilarang sambung
b. jaiz : artinya boleh maksudnya boleh berhenti boleh sambung
- ج : اَلْوَقْفُ اْلجَائِزُ : boleh berhenti boleh sambung
- س : اَلْوَقْفُ اْلجِبْرِيْلُ : malaikat jibril berhenti saat menyampaikan wahyu dan tanda ini dikenal disebagian
mushaf saja

c. wasol : artinya sambung maksudnya harus/lebih baik sambung
- ز : اَلْوَقْفُ اْلمُجَاوَزُ : harus sambung tapi boleh berhenti
- ص : اَلْوَقْفُ اْلمُرَخَصْ : anjuran untuk sambung
- صلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh berhenti tapi sambung lebih baik
- لا : اَلْوَقْفُ اْلمَمْنُوْعُ : harus sambung dilarang berhenti

بَابُ اْلاِصْتِلاَحَاتِ فِي اْلقُرْآنِ
اِمَالَةُ ٤ - اِشْمَامُ ح – سَجْدَةُ - ١
نَقَلُ ٥ - نُوْنُ وِقَايَةُ ف – غَرِيْبُ - ٢
تَشْهِيْلُ ط - سَكْتَهُ ض - غَيْرُ مَدُّ - ٣


اَلعِلُمُ التجْوِيدُ
ILMU TAJWID
بَابُ تَفْخِيْمُ وَ تَرْقِيْقُ
Bab Tafkhim dan Tarqiq

 ١- تَفْخِيْمُ اْلاِسْتِعْلآءُ : ا- اَدْنَي دَرَجَةً   ب- اَقْوَي دَرَجَةً
٢-  تَفْخِيْمُ الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الفَتْحَةُ اَوِ الضُّمَّةُ
  ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                   
     ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                   
  د- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الآلِفُ اَوِ الوَاوُ                    
 ه- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                    
٣- تَرْقِيْق الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الكَسْرَةُ
   ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                   
  ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                   
 د- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ اليََاءُ                    
 ه- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                    
٤- جَوَازُ الوَجْهَيْنِ : ا- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ وَ بَعْدَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ
 ب- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ سَكِيْنَةُ                     
٥- تَفْخِيْمُ الآمُ : ا- اِذَا كَانََهُ المُُبْتَدَاءُ اَيْ اَوََّلُ الكَلِمَةِ
ب- اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                 
٦- تَفْخِيْمُ الآمُ : اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ

1. tafkhim isti’la : artinya tebal isti’la maksudnya huruf isti’la yang dibaca tebal
a. adna darojat : artinya ringan derajat maksudnya huruf isti’la dibaca tafkhim dengan
    kadar yang ringan
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat kasroh/sukun sebelumnya ada huruf berharokat kasroh
- contoh : سِخْرِيَّا - طِيْنُ
b. aqwa darojat : artinya kuat derajat maksudnya huruf isti’la dibaca tafkhim dengan kadar yang kuat
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat fathah/dhomah atau sukun sebelumnya berharokat fathah/dhom-
ah
- contoh : طَيِّبَةُ
2. tafkhim ro’ : artinya tebal ro’ maksudnya huruf ro’ yang di baca tebal
- kaidah :
a. bila ada ro’ berharokat fathah/dhomah
- contoh : بِالرُّسُلِ - رَبَّنَا
b. bila ada ro’ sukun sebelumnya ada huruf berha rokat fathah/dhomah
- contoh : فُرْقًا - اَرْسَلَ
c. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat fathah /dhomah
- contoh : التَّكَاثُرُ ٠ - اْلكَوْثَرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf alif/waw
- contoh : اْلغَفَّارُ ٠ - شَكُوْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf ber-
harokat fathah/dhomah
- contoh : بِالصَّبْرِ ٠ - وَاْلفَجْرِ ٠
3. tarqiq ro’ : artinya tipis ro' maksudnya huruf ro' yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada ro' berharokat kasroh
- contoh : تَجْرِيْ - فِي اْلبَحْرِ
b. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : فِرْعَوْنُ - مِرْيَةُ
c. bila ada huruf ro' diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : المُدَّثِرُ ٠ - المَقَابِرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf ya
- contoh : لَخَبِيْرُ ٠ - بَصِيْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf ber-
harokat kasroh
- contoh :
4. jawazul wajhain : artinya boleh 2 wajah maksud nya huruf ro' boleh dibaca tafkhim/tarqiq
- kaidah :
a. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan setelahnya huruf isti'la
- contoh : فِرْقَةُ
b. bila ada huruf ro' sukun diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf isti'la sukun didahului huruf berharokat
kasroh
- contoh : القِطْرِ ٠ - المِصْرِ ٠
5. tafkhim lam (lam jalalah) : artinya tebal lam maksudnya lafadz ALLAH yang dibaca tebal
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH jadi mubtada/awal kata
- contoh : اللَّهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ
b. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat fathah/dhomah
- contoh : رَسُوْلُ اللَّهِ - وَمَا اللَّهِ
6. tarqiq lam (lam jalalah) : artinya tipis lam mak-sudnya lafadz ALLAH yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : يَرْفَعِ اللَّهِ - بِاللَّهِ


بَابُ اْلوَقَفُ
اَقْسَمُ اْلوَقَفُ : ا - اَلاِخْتِبَارِي ب - اَلاِنْتِظَارِي ج – اَلاِضْتِرَارِي - ١
اَلاِخْتِيَارِي : اَلتَّامُ وَ اْلكَافِي وَ اْلحَسَنُ وَ اْلقَبِيْحُ - د
عَلاَمَتُ اْلوَقَفِ : ا - اَلوَقَفُ : ق , قف , قلي , ط , , م - ٢
اَلجَائِزُ : ج , س - ب
اَلوَصَلُ : ز , ص , صلي , لا - ج




Tari Saman Dari Aceh


Di antara beragam tarian dari pelosok Indonesia, Tari Saman termasuk dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan Tari Saman ini terletak pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari Saman dapat bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan teratur itu seolah digerakan oleh satu tubuh, terus menari dengan kompak dan mengikuti dendang lagu yang harmonis.
Tarian ini di namakan Saman karena diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu, peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun, pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga yang menggunakan panggung.

Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.
Makna dan Fungsi
Tari Saman dijadikan sebagai media dakwah. Sebelum Saman dimulai, tampil pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat. Pemuka adat memberikan nasehat-nasehat yang berguna kepada para pemain dan penonton. Syair-syair yang di antunkan dalam tari Saman juga berisi petuah-petuah dan dakwah.
Berikut contoh sepenggal syair dalam tari S aman:

Reno tewa ni beras padi, manuk kedidi mulu menjadi rempulis bunge.

Artinya:

Betapa indahnya padi di sawah dihembus angin yang lemah gemulai. Namun begitu, burung kedidi yang lebih dulu sebagai calon pengantin serta membawa nama yang harum.

Namun dewasa ini, fungsi tarian saman menjadi bergeser. Tarian ini jadi lebih sering berfungsi sebagai media hiburan pada pesta-pesta, hajatan, dan acara-acara lain.

Nyanyian
Pada tari Saman, terdapat 5 macam nyanyian :

1. Rengum, yaitu sebagai pembukaan atau mukaddimah dari tari Saman (yaitu setelah dilakukan sebelumnya keketar pidato pembukaan). Rengum ini adalah tiruan bunyi. Begitu berakhir langsung disambung secara bersamaan dengan kalimat yang terdapat didalamnya, antara lain berupa pujian kepada seseorang yang diumpamakan, bisa kepada benda, atau kepada tumbuh-tumbuhan.
2. Dering, yaitu rengum yang segera diikuti oleh semua penari.
3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh seorang penari pada bagian tengah tari.
4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak.
5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah dinyanyikan oleh penari solo.


Gerakan
Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo). Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya, temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.

Penari
Pada umumnya, tari Saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki. tetapi jumlahnya harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini juga dimainkan oleh kaum perempuan. Pendapat Lain mengatakan tarian ini ditarikan kurang dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, perkembangan di era modern menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Di sinilah peran Syeikh, ia harus mengatur gerakan dan menyanyikan syair-syair tari Saman.

Kostum atau busana khusus saman terbagi dari tiga bagian yaitu:
· Pada kepala: bulung teleng atau tengkuluk dasar kain hitam empat persegi. Dua segi disulam dengan benang seperti baju, sunting kepies.
· Pada badan: baju pokok/ baju kerawang (baju dasar warna hitam, disulam benang putih, hijau dan merah, bahagian pinggang disulam dengan kedawek dan kekait, baju bertangan pendek) celana dan kain sarung.
· Pada tangan: topeng gelang, sapu tangan. Begitu pula halnya dalam penggunaan warna, menurut tradisi mengandung nilai-nilai tertentu, karena melalui warna menunjukkan identitas para pemakainya. Warna-warna tersebut mencerminkan kekompakan, kebijaksanaan, keperkasaan, keberanian dan keharmonisan.

Tari saman memang sangat menarik. Pertunjukkan tari Saman tidak hanya populer di negeri kita sendiri, namun juga populer di mancanegara seperti di Australia dan Eropa. Baru-baru ini tari saman di pertunjukkan di Australia untuk memperingati bencana besar tsunami pada 26 Desember 2006 silam. Maka dari itu, kita harus bangga dengan kesenian yang kita miliki, dan melestarikannya agar tidak punah.