welcome to my blog

Senin, 09 April 2012

Ilmu Tajwid


Hukum Mad ( مَدٌ )
Mad artinya : memanjangkan bacaan, dengan menggunakan harakat.
Rumusnya :
1 alif = 2 harkat, 2 alif = 4 harkat, 2 ½ = 5 harkat, 3 alif = 6 harkat.
Harkat = bunyi ketukan.
Hukum Mad terbagi menjadi 2, yaitu :
  1. Mad Ashli ( ﺃﺻﻠﻰ   )
Ashli artinya : asal (asal muasal, asal mula kejadian)
Terbagi menjadi 1, yaitu :
- Mad Thobi’i ( ﻃﺒﻴﻌﻰ )
Hurufnya ada tiga, yaitu :            وْ -ُ , يْ ِ- ,ا -َ
a.       Alif mati sesudah fathah
b.       Ya’ mati sesudah kasroh
c.       Wau mati sesudah domah
Panjangnya : 1 alif = 2 harkat.
Cara bacanya dipanjangkan, satu alif atau dua harkat.
Contohnya :       ﻨُوْﺤِﻴْﻬَﺎ
  1. Mad Far’i (  ﻓﺮﻋﻰ   )
Far’i artinya : bagian atau cabang
Terbagi menjadi beberapa yaitu :
-         Mad Wajib Muttashil (ﻤﺗﺻلٌ واﺠبٌ  )
Wajib artinya : harus, Muttashil artinya : dalam satu kata.
Mad Wajib Muttashil adalah apabila ada huruf mad  bertemu dengan huruf hamzah dalam satu kata, maka harus panjang 5 (lima) harkat.
Contohnya :
إذاجآء , سوء
-         Mad Jaiz Munfashil ( ﺠاﺌﺯ ﻤﻨﻓﺻل )
Jiaz artinya : boleh, Munfashil artinya : di luar kata.
Mad Jaiz Munfashil adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hamzah di lain (luar) kata, maka dibaca panjangnya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
مآ أنزل  , يأيّها
-         Mad Layin ( ﻠﻴﻥ  )
Lain artinya : lemas.
Hurufnya ada 2, yaitu :         وْ -َ  , يْ ِ-َ
a.       Ya’ mati setelah fathah
b.       Wau mati setelah fathah
Cara bacanya dipanjangkan 2 harkat tapi lemas.
Jika di akhir kalimat, maka dibacanya boleh 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
عليهم  , يوم
-         Mad ‘Arid Lissukun ( ﻋاﺮﺾ ﻠﻠسّکوﻥ  )
‘Arid artinya : barulah, Lissukun artinya : di matikan.
Mad ‘Arid Lissukun adalah apabila ada huruf mad bertemu dengan huruf hijaiyyah hidup pada akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan terlebih dahulu baru dimatikan.
Contohnya :
نستعين ۝, عزيزحکيم ۝
-         Mad ‘Iwad ( عوادٌ )
‘Iwad artinya : membuang tanwin.
Mad ‘Iwad adalah apabila ada fathah tain ( -ً ) bertemu dengan huruf alif atau ya’ mati di akhir kalimat, maka cara bacanya dipanjangkan 2 harkat.
Contohnya :
عليماحکيما۝, ﺛﻼﺛﺎ ﺛﻼ ﺛﺎ۝
-         Mad Badal ( بدلٌ )
Badal artinya : berdiri sendiri (sebagai pengganti huruf alif mati).
Mad Badal adalah apabila ada huruf hamzah ( أ ) bertemu huruf alif mati setelah fathah atau ya’ mati setelah kasroh, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
أمنو , إيمان
-         Mad Shilah Thowwilah ( ﺻﻠﺔ ﻄﻮﻴﻠﺔ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh ( ﻩ / ﻪ ) bertanda mad dan bertemu huruf hamzah, maka dibacanya boleh panjang 2, 4 atau 6 harkat.
Contohnya :
له مغفرة , به
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :

غيرلّه ۚ
-         Mad Shilah Qoshirah ( ﺻﻠﺔ قصيرﺓ )
Mad Shilah Thowwilah adalah apabila ada huruf ha marbithoh (ﻩ / ﻪ  ) bertanda mad, maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya :
وله أجر
Apabila berada di akhir kalimat, maka harus sukun (mati).
Contoh :  (sama seperti Mad Shilah Thowilah)
-         Mad Lazim Kilmi Musaqol ( ﻻﺯﻢِمثقل ٌکلم )
Mad Lazim Kilmi Musaqol adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah bersiddah, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﻮﻻﺍﻠﺿﺂ لّين
-         Mad Lazim Kilmi Mushbah (ﻻﺯﻢ کلم مخفف)
Mad Lazim Kilmi Mushbah adalah apabila ada huruf mad bertanda ( ﺁ ) bertemu dengan huruf hijaiyyah disukun, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
ﺁﻠﺌن
-         Mad Lazim Harfi Mushbah (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِﻣشبعٌ  )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi harkat, maka panjangnya 2 harkat.
Contohnya :
ﻃﻪ  ,  ﻴﺲ
-         Mad Lazim Harfi Musaqol (ﻻﺯمْﺤﺮﻒِمسقل )
Mad Lazim Harfi Mushbah adalah apabila ada huruf hijaiyyah bertanda mad di awal surah dengan bunyi hurufnya penuh, maka panjangnya 6 harkat.
Contohnya :
ن , ق , المٌ , کهيعص
-         Mad Tamkin ( ﺘﻣکﻴﻥ )
Mad Tamyin adalah apabila ya mati ( يْ  ) setelah ya kasrah ( يِِ  ), maka dibacanya panjang 2 harkat.
Contohnya : يحييکم
-         Mad Farq ( فرق  )
Mad Farq adalah apabila ada tanda mad pada huruf alif (ﺁ ) bertemu dengan lafadz Jalalaih, maka dibacanya panjang 6 harkat.
Contohnya :
آﷲ
Waqof

1. Pembagian waqof
a. ikhtibari : artinya di uji maksudnya para qori' boleh berhenti karna di tanya penguji
b. intidzori : artinya menunggu maksudnya berhenti pada kalimat yang perlu untuk menghubungkan kalimat
pada lain bacaan
c. idhthirari : artinya terpaksa maksudnya berhenti ditengah ayat karna terpaksa baik kehabisan napas, batuk
/lupa dalam hal ini para qori boleh berhenti pada kalimat manapun yang disukai dengan tak merusak arti
dan mulai baca dari kalimat dimana ia berhenti/sebelumnya
d. ikhtiyari : artinya memilih maksudnya sengaja berhenti pada kalimat yang dipilih karna 1 maksud
- tam : artinya sempurna maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna susunannya dan tak berkaitan
dengan kalimat setelahnya baik lafadz/arti
contoh : مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ٠ ايَّاكَ
- kafi : artinya cukup maksudnya berhenti pada kalimat sempurna susunannya tapi masih berkaitan dengan
kalimat setelahnya secara arti
contoh : ربِّ اْلعَالَمِيْنَ ٠ اَلرَّحْمنِ
- hasan : artinya bagus maksudnya berhenti pada kalimat yang sempurna susunannya tapi masih berkaitan
dengan kalimat setelahnya secara arti dan lafadz
contoh : صِرَاطَ اْلمُسْتَقِيْمَ ٠ اَلصِّرَاطَ
- qobih : artinya jelek maksudnya berhenti kalimat tak sempurna susunannya dan berkaitan dengan kalimat
setelahnya secara arti dan lafadz hingga menimbulkan kesan/arti yang kurang bagus
Contoh : بِسْمِ ٠ اللَّهِ

2. tanda waqof
a. waqof : artinya berhenti maksudnya harus/lebih baik berhenti
- ق : قِيْلَ وَقَفْ : sebagian ulama qori membolehkan berhenti
- قف : اَلْوَقْفُ اْلمُسْتَحَيُّ : anjuran untuk berhenti
- قلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh sambung tapi berhenti lebih baik
- ط : اَلْوَقْفُ اْلمُطْلَقُ : harus berhenti tapi boleh sambung
- titik 3 : اَلْوَقْفُ اْلمُعَانَقَةُ : berhenti dengan memilih salah satu dari dua titik
- م : اَلْوَقْفُ اْلاَّزِمُ : harus berhenti dilarang sambung
b. jaiz : artinya boleh maksudnya boleh berhenti boleh sambung
- ج : اَلْوَقْفُ اْلجَائِزُ : boleh berhenti boleh sambung
- س : اَلْوَقْفُ اْلجِبْرِيْلُ : malaikat jibril berhenti saat menyampaikan wahyu dan tanda ini dikenal disebagian
mushaf saja

c. wasol : artinya sambung maksudnya harus/lebih baik sambung
- ز : اَلْوَقْفُ اْلمُجَاوَزُ : harus sambung tapi boleh berhenti
- ص : اَلْوَقْفُ اْلمُرَخَصْ : anjuran untuk sambung
- صلي : اَلْوَقْفُ اْلاُوْلَي : boleh berhenti tapi sambung lebih baik
- لا : اَلْوَقْفُ اْلمَمْنُوْعُ : harus sambung dilarang berhenti

بَابُ اْلاِصْتِلاَحَاتِ فِي اْلقُرْآنِ
اِمَالَةُ ٤ - اِشْمَامُ ح – سَجْدَةُ - ١
نَقَلُ ٥ - نُوْنُ وِقَايَةُ ف – غَرِيْبُ - ٢
تَشْهِيْلُ ط - سَكْتَهُ ض - غَيْرُ مَدُّ - ٣


اَلعِلُمُ التجْوِيدُ
ILMU TAJWID
بَابُ تَفْخِيْمُ وَ تَرْقِيْقُ
Bab Tafkhim dan Tarqiq

 ١- تَفْخِيْمُ اْلاِسْتِعْلآءُ : ا- اَدْنَي دَرَجَةً   ب- اَقْوَي دَرَجَةً
٢-  تَفْخِيْمُ الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الفَتْحَةُ اَوِ الضُّمَّةُ
  ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                   
     ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                   
  د- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الآلِفُ اَوِ الوَاوُ                    
 ه- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                    
٣- تَرْقِيْق الرَّاءُ : ا- عِنْدَ الكَسْرَةُ
   ب- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                   
  ج- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                   
 د- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ اليََاءُ                    
 ه- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ سُكُوْنُ بِاِبْدَاءِ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ                    
٤- جَوَازُ الوَجْهَيْنِ : ا- اِذَا "رْ" وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ وَ بَعْدَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ
 ب- اِذَا كَانَ وَقَفُ وَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ الاِسْتِعْلآءُ سَكِيْنَةُ                     
٥- تَفْخِيْمُ الآمُ : ا- اِذَا كَانََهُ المُُبْتَدَاءُ اَيْ اَوََّلُ الكَلِمَةِ
ب- اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الفَتْحَةِِ اَوِ الضُّمَّةِ                 
٦- تَفْخِيْمُ الآمُ : اِذَا كَانَ قَبْلَهُ حُرُوْفُ بِحَرَكَةِ الكَسْرَةِ

1. tafkhim isti’la : artinya tebal isti’la maksudnya huruf isti’la yang dibaca tebal
a. adna darojat : artinya ringan derajat maksudnya huruf isti’la dibaca tafkhim dengan
    kadar yang ringan
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat kasroh/sukun sebelumnya ada huruf berharokat kasroh
- contoh : سِخْرِيَّا - طِيْنُ
b. aqwa darojat : artinya kuat derajat maksudnya huruf isti’la dibaca tafkhim dengan kadar yang kuat
- kaidah : bila ada huruf isti’la berharokat fathah/dhomah atau sukun sebelumnya berharokat fathah/dhom-
ah
- contoh : طَيِّبَةُ
2. tafkhim ro’ : artinya tebal ro’ maksudnya huruf ro’ yang di baca tebal
- kaidah :
a. bila ada ro’ berharokat fathah/dhomah
- contoh : بِالرُّسُلِ - رَبَّنَا
b. bila ada ro’ sukun sebelumnya ada huruf berha rokat fathah/dhomah
- contoh : فُرْقًا - اَرْسَلَ
c. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat fathah /dhomah
- contoh : التَّكَاثُرُ ٠ - اْلكَوْثَرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf alif/waw
- contoh : اْلغَفَّارُ ٠ - شَكُوْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf ber-
harokat fathah/dhomah
- contoh : بِالصَّبْرِ ٠ - وَاْلفَجْرِ ٠
3. tarqiq ro’ : artinya tipis ro' maksudnya huruf ro' yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada ro' berharokat kasroh
- contoh : تَجْرِيْ - فِي اْلبَحْرِ
b. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : فِرْعَوْنُ - مِرْيَةُ
c. bila ada huruf ro' diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : المُدَّثِرُ ٠ - المَقَابِرُ ٠
d. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf ya
- contoh : لَخَبِيْرُ ٠ - بَصِيْرُ ٠
e. bila ada ro’ berada diakhir ayat/diwaqof kan sebelumnya huruf berharokat sukun dan didahului huruf ber-
harokat kasroh
- contoh :
4. jawazul wajhain : artinya boleh 2 wajah maksud nya huruf ro' boleh dibaca tafkhim/tarqiq
- kaidah :
a. bila ada ro' sukun sebelumnya huruf berharokat kasroh dan setelahnya huruf isti'la
- contoh : فِرْقَةُ
b. bila ada huruf ro' sukun diakhir ayat/diwaqofkan sebelumnya huruf isti'la sukun didahului huruf berharokat
kasroh
- contoh : القِطْرِ ٠ - المِصْرِ ٠
5. tafkhim lam (lam jalalah) : artinya tebal lam maksudnya lafadz ALLAH yang dibaca tebal
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH jadi mubtada/awal kata
- contoh : اللَّهُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ
b. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat fathah/dhomah
- contoh : رَسُوْلُ اللَّهِ - وَمَا اللَّهِ
6. tarqiq lam (lam jalalah) : artinya tipis lam mak-sudnya lafadz ALLAH yang dibaca tipis
- kaidah :
a. bila ada lafadz ALLAH sebelumnya huruf berharokat kasroh
- contoh : يَرْفَعِ اللَّهِ - بِاللَّهِ


بَابُ اْلوَقَفُ
اَقْسَمُ اْلوَقَفُ : ا - اَلاِخْتِبَارِي ب - اَلاِنْتِظَارِي ج – اَلاِضْتِرَارِي - ١
اَلاِخْتِيَارِي : اَلتَّامُ وَ اْلكَافِي وَ اْلحَسَنُ وَ اْلقَبِيْحُ - د
عَلاَمَتُ اْلوَقَفِ : ا - اَلوَقَفُ : ق , قف , قلي , ط , , م - ٢
اَلجَائِزُ : ج , س - ب
اَلوَصَلُ : ز , ص , صلي , لا - ج




Tidak ada komentar:

Posting Komentar